Peran dan Fungsi Manajer
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manajer adalah seseorang yang
merencanakan dan membuat keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan sumber-sumber daya manusia, financial, fisik, dan informasi.
Manajer merupakan pimpinan atau pemimpin suatu organisasi. Dalam organisasi,
istilah manager digunakan dengan berbagai istilah, yaitu direktur, rektor,
pimpinan, dan sebagainya. dalam lembaga pendidikan, ada yang disebut dengan
rektor, ketua umum, kepala sekolah, dan sebagainya. Manajer dewasa ini
dihadapkan dengan situasi yang menarik dan menantang. Rata-rata, para eksekutif
bekerja selama enampuluh jam seminggu, menghadapi permintaan yang berlimpah
atas waktunya, dan menghadapi kompleksitas yang meningkat sebagai akibat dari
globalisasi, persaingan domestic, peraturan pemerintah, tekanan pemegang
saham, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan internet.
Manajer memegang otoritas sebagai
penentu berkembangnya suatu lembaga atau perusahaan. Kedudukannya sangat
strategis karena hubungan secara langsung dengan pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan yang ditetapkan untuk dilaksanakan secara operasional oleh
seluruh bawahannya.
B.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menjelaskan sedikit pengertian manajer yang mencakup peran dan fungsi seorang manajer. Semoga makalah ini dapat menjadi solusi dari pembahasan materi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajer
Manajer
adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Menurut beberapa ahli pengertian manajer adalah:
1.
Sabardi (1992)
Manajer adalah orang yang berkewajiban mengatur
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang
lain.
2.
Griffin (2004)
Manajer adalah
seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah melaksanakan proses manajemen
dalam suatu organisasi.
3.
Robert Tanembaum (2012)
Manajer adalah
seseorang yang mengarahkan orang lain dan bertanggung jawab atas pekerjaan
tersebut. Manajer adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol
para bawahan yang bertanggungjawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi
untuk mencapai tujuan perusahaan.
B.
Tingkatan
manajer
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur
tradisional, berdasarkan tingkatannya.
Pada
organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer
puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya
digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di
bagian bawah daripada di puncak).
1.
Manejemen
lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah
manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang
bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam
proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift,
manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
2.
Manajemen
tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang
berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai
penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya
kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3.
Manajemen
puncak (top management), merupakan kelompok kecil eksekutif yang
mengelola keseluruhan organisasi dikenal pula dengan istilah executive
officer, bertugas menciptakan tujuan organisasi, merencanakan kegiatan dan
strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan, serta
menentukan kebijakan operasional. Mereka juga secara resmi mewakili organisasi
ke lingkungan luar dengan menemui pejabat pemerintah, menemui eksekutif
perusahaan lain, dan lainnya. Contoh top manajemen adalah Presiden,
Wakil Presiden, CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information
Officer), dan CFO (Chief Financial Officer). Pekerjaan dari manajer
puncak sangat kompleks dan bervariasi. Manajer puncak membuat keputusan
mengenai berbagai aktivitas dan akuisisi perusahaan lain, investasi dalam
penelitian dan pengembangan, memasuki atau mengabaikan berbagai pasar, serta
membangun fasilitas pabrik dan kantor yang baru. Mereka sering bekerja sampai
larut malam dan menghabiskan banyak waktu mereka dalam berbagai rapat atau
berbicara melalui telepon. Dalam banyak kasus, manajer puncak juga dibayar
dengan gaji yang cukup tinggi. Bahkan manajer puncak elit dari perusahaan besar
terkadang berpenghasilan jutaan dolar dalam bentuk gaji, bonus, dan saham.
Meskipun
demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang
lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim
karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya
sesuai dengan permintaan pekerjaan.
Jika kita bedakan kembali manajer menurut untuk
mana mereka bertanggung jawab, menurut T. Hani Handoko (1997:17), yaitu manajer
umum dan manajer fungsional.
1.
Manajer umum mempunyai tugas mengatur, mengawasi dan
bertanggung jawab atas satuan kerja keseluruhan atau divisi operasi yang
mencakup semua atau beberapa kegiatan-kegiatan fungsional satuan kerja (T. Hani
Handoko (1997:20)).
2.
Manajer fungsional mempunyai tanggungjawab hanya atas satu
kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran, keuangan, kepegawaian
(personalia) atau akuntansi. (T. Hani Handoko (1997:29)).
Sedangkan Manajer
menurut bidang, antara lain:
1.
Manajer Pemasaran , adalah orang yang
bertugas merancang suatu sistem
kegiatan
bisnis untuk menentukan harga, promosi dan pendistribusian barang- barang yang
dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
2.
Manajer Administrasi adalah orang yang
bertugas pengkoordinasi dan membantu operasional organisasi serta mengelola
suatu proyek/acara organisasi guna menjamin audit dan dokumentasi pekerjaan
tersimpan dengan baik sesuai prosedur. Ia harus dapat bekerja mandiri,
termotivasi, proaktif dan dapat menjaga komunikasi dengan organisasi.
3.
Manajer Keuangan merupakan seseorang
yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting dalam
suatu bidang investasi dan pembelanjaan perusahaan. Manajer
keuangan juga bertanggung jawab dalam bidang keuangan pada suatu perusahaan.
4.
Manajer Operasional adalah orang yang
bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam
proses produksi.
5.
Manajer Sumber Daya Manusia adalah orang
yang bertugas untuk mendesain sistem perencanaan, penyusunan karyawan,
pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi
karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
C.
Peran
dan Fungsi Manajer
Peranan menjawab pertanyaan apa yang sebenarnya dilakukan
oleh seorang manajer di dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya. Istilah
peranan kita pinjam dari panggung teater untuk mencoba menjelaskan apa saja
yang bisa dimainkan oleh seorang aktor. Manajer adalah seperti aktor di
panggung teater, ia bisa memainkan peranannya sebagai kewajiban yang tidak
boleh tidak harus dimainkan. Suatu peranan
dirumuskan sebagai suatu rangkaian peri laku yang teratur, yang ditimbulkan
karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah
dikenal. Kepribadian seseorang barangkali juga amat mempengaruhi bagaimana
peranan harus dijalankan.
Peranan timbul karena seorang manajer memahami bahwa ia
bekerja tidak sendirian. Dia mempunyai lingkungan, yang setiap saat ia perlukan
untuk berinteraksi. Lingkungan itu luas dan beraneka macamnya, dan
masing-masing manajer akan mempunyai lingkungan yang berlainan. Tetapi peranan
yang harus dimainkan pada hakekatnya tidak ada perbedaan. Baik manajer tingkat
atas, tengah maupun bawah akan mempunyai jenis peranan yang sama, hanya berbeda
lingkungan yang akhirnya membuat bobot peranan itu sedikit berbeda. Seorang
manajer atas melihat lingkungannya selain stafnya maka nampak beberapa pesaing
(competitors), rekanan (suppliers), peiabat pemerintah (bureaucrats) dan
Iain-lain. Kepala Sub Bagian atau manajer tingkat tengah melihat lingkungannya
akan terdiri dari beberapa kelompok pegawai, Kepala-kepala bagian lainnya,
mungkin rekanan yang berada di luar struktur organisasinya, dan lain sebagainya.
Manajer tingkat bawah, barangkali hanya melihat pekerja-pekerja, tukang ketik,
pesuruh kantor, tukang pembersih, dan lain sebagainya. Semuanya itu baik
manajer atas, tengah, maupun bawah haruslah mengatur dan menjalankan
organisasinya di dalam suatu kompleksitas lingkungan.
Menurut James A.F Stoner ada delapan macam tugas
bagi setiap manajer:
a.
the
manager assumes responsibility,
b.
the
manager must balance competing goals,
c.
the
manager is a conceptual thinker,
d.
the
manager works with and through other people,
e.
the
manager is a mediator,
f.
the
manager is a politician,
g.
the
manager is a diplomat,
h.
the
manager makes difficult decision.
ke delapan tugas tersebut secara garis besar dapat diuraikan
sebagai berikut:
a)
Seorang
manajer memikul tanggung jawab.Berarti bahwa keberhasilan dan kegagalan
organisasi mencapai tujuannya, mutlak merupakan tanggung jawab manajer,
termasuk tanggung jawab: keberhasilan menyelesaikan masalah-masalah khusus,
dalam hal ini seorang manajer juga bertanggung jawab untuk mengadakan evaluasi
terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan.
b)
Manajer
harus mampu menciptakan keseimbangan dalam rangka mencapai berbagai tujuan yang
saling bersaing. manajer selalu dihadapkan berbagai hasil, problem dan
kebutuhan organisasi.
c)
Manajer harus berpikir secara analitis
dan konseptual. Seorang manajer harus menjadi seorang pemikir yang analitis
dan konseptual. Untuk
menjadi pemikir yang analisis, manajer harus mampu merinci dan memisah-misahkan
suatu masalah menjadi komponen-komponen masalah, menganalisa komponen-komponen
tersebut, dan kemudian mencari penyelesaian yang layak (feasible) dengan
akurat. Dan yang lebih penting bagi manajer adalah menjadi pemikir konseptual,
yang mampu memandang keseluruhan tugas dan mengkaitkan suatu tugas dengan
tugas-tugas lain.
d)
Manajer
bekerja dengan orang lain, Istilah “orang” mencakup tidak hanya para bawahan
dan atasan, tetapi juga manajer-manajer lainnya dalam organisasi. Disamping
itu, “orang” juga termasuk individu-individu dari luar organisasi, langganan,
penyedia (supplier), konsumen atau langganan, pengurus serikat karyawan,
pejabat dan karyawan kantor-kantor pemerintah dan sebagainya.
e)
Manajer
adalah seorang mediator , Organisasi terdiri dari orang-orang, dan
kadang-kadang mereka saling tidak bersetuju atau saling bertentangan. Bila hal
itu terjadi dalam suatu unit kerja atau organisasi, maka bisa menurukan
semangat kerja dan produktivitas, atau bisa merusak suasana kerja, atau bahkan
para karyawan yang cakap bisa meninggalkan organisasi. Kejadian-kejadian
seperti ini menuntut peranan manajer sebagai mediator (penengah).
f)
Seorang
manajer adalah orang politisi, seperti apa yang dilakukan politisi dalam
mengkampanyekan program-programnya, manajer harus mengembangkan
hubungan-hubungan baik untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan-kegiatan
usulan-usulan atau keputusannya. Setiap manajer yang efektif “memainkan
politik” dengan mengembangkan jaringan kerjasama timbale balik dengan para
manajer lain dalam organisasi.
g)
Manajer adalah seorang diplomat, dalam
peranannya sebagai seorang diplomat, seorang manajer adalah merupakan wakil
resmi pada berbagai macam dan tingkat pertemuan, demikian pula dalam hubungan
kerja sama dengan organisasi di luarnya.
h)
Manajer
adalah pengambilan berbagai keputusan yang sulit, organisasi selalu menghadapi
banyak masalah (misalnya, kesulitan financial, masalah personalia, dan
sebagainya). Manajer adalah seorang yang diharapkan dapat menemukan pemecahan
berbagai masalah sulit dan mengambil keputusan yang akurat.
Selain menjalankan fungsi manajemen seorang manajer
juga harus dituntut untuk menjalankan perannya (roles). Jika manajer
tidak menjalankan fungsi-fungsi manjemen maka orang tersebut tidak disebut
sebagai manajer. Misalnya manajer tidak memiliki perencanaan, maka sulit sekali
untuk disebut sebagai manajer, atau manajer tidak memberikan arahan, juga akan
sangat sulit untuk disebut sebagai seorang manajer. Namun, jika seorang manajer
tidak menjalankan perannya sebagai seorang manajer, maka manajer tersebut akan
menjalankan profesinya dengan tidak efektif. Dia akan tetap menjadi manajer
tetapi dalam menjalankan pekerjaannya akan banyak kendala-kendala yang
dihadapi, sehingga menjadi tidak efektif dalam melaksanakan pekerjaannya.
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen,
mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat
kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1.
Interpersonal Roles (peran
antar pribadi)
Interpersonal roles
merupakan peran manajerial yang berkaitan dengan pekerjaan yang berhubungan
dengan orang lain dan tugas-tugas yang bersifat seremonial dan simbolik. Peran interpersonal manajer mencakup :
a)
Kepala figur (figurehead)
Menjadi simbol, melakukan tugas rutin yang berkaitan
dengan tugas-tugas resmi, dan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat sosial. Contoh
aktifitasnya : Memberi sambutan pada berbagai acara, atau membuka berbagai
acara yang diselenggarakan organisasi.
b)
Pemimpin (leader)
Bertanggung
jawab untuk memotivasi bawahan, menyusun struktur organisasi, melatih/
meningkatkan kompetensi bawahan dan tugas-tugas organisasi yang lain. Contoh
aktifitasnya : Hampir keseluruhan
aktifitas yang berkaitan dengan bawahan
c)
Penghubung (liaision)
Menjalin dan
merawat hubungan dengan pihak luar dan berbagai informan. Contoh aktifitasnya :
Membalas surat, mengerjakan pertemuan dengan lembaga-lembaga eksternal, tampil
pada berbagai aktifitas diluar organisasi.
2.
Informational Roles (peran
informasional)
Informational
roles merupakan peran manajerial yang berkaitan dengan
menerima, menyimpan dan menyebarluaskan informasi.
Peran pemberi informasi mencakup:
a)
Pengawas (monitor)
Mencari dan
menerima berbagai macam informasi untuk pengembangan pemahaman terhadap organisasi
dan lingkungan. Contoh aktifitasnya : Melakukan
monitoring dan laporan secara periodik, merawat hubungan dengan personal.
b)
Penyebar informasi
(disseminator)
Menyebarkan
informasi yang diterima dari dari pihak luar atau dari bawahan untuk seluruh
anggota organisasi; beberapa informasi adalah fakta, beberapa yang lain adalah
interpretasi dan integrasi dari berbagai nilai yang ada dalam organisasi.
Contoh aktifitasnya: Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan informal, atau
acara-acara lain untuk meneruskan informasi-informasi.
c)
Juru bicara (spokesperson)
Menyebarkan
informasi kepada pihak luar tentang rencana organisasi, kebijakan,
kegiatan-kegiatan, dan hasil. Contoh aktifitasnya: Memberi informasi kepada
media, menyampaikan dalam rapat-rapat di kementrian, dan lain-lain.
3.
Decisional Roles (peran
pengambilan keputusan)
Decisional roles merupakan
peran manajerial yang berkaitan dengan penentuan berbagai pilihan. Peran pengambil keputusan mencakup :
a)
Wirausahawan (entrepreneur)
Mencari berbagai
peluang bagi organisasi terhadap lingkungannya dan mengambil inisiatif untuk
mengembangkan berbagai proyek perubahan. Contoh akitfitasnya: Strategi
organisasi untuk pengembangan program-program baru.
b)
Penengah keributan
(disturbance handler)
Bertanggung
jawab terhadap tindakan perbaikan ketika terjadi masalah yang tidak diharapkan.
Contoh aktifitasnya: Strategi organisasi dalam menghadapi masalah yang tidak
diharapkan dan krisis.
c)
Pengalokasi sumber daya
(resourcesallocator)
Bertanggung
jawab mengalokasikan sumber daya. Contoh aktifitasnya: Menjadwal, meminta
kepada pihak yang berwenang, dan hasil dari berbagai aktifitas dari anggaran
dan program kerja bawahan.
d)
Perunding atau Negosiator
(negotiator)
Bertanggung
jawab dalam mewakili organisasi pada berbagai kegiatan negosiasi. Contoh
aktifitasnya: Mewakili organisasi pada berbagai kontrak.
Mintzberg
kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh
manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.
Tugas-tugas manajer:
1.
Siklus
pengambilan keputusan, POSDC, penilaian dan pelaporan
2.
Manajer
harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya mendapatkan
kepuasan dalam pekerjaannya.
3.
Harus
berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab.
4.
Harus
membina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
5.
Manajer
harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen dengan baik.
6.
Manajer
harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak luar.
Dalam
prakteknya ternyata perbedaan ukuran organisasi memiliki dampak terhadap peran
yang harus dimainkan oleh manajer. Pada lembaga-lembaga kecil menjadi juru
bicara bagi organisasinya merupakan peran yang sangat penting, kemudian disusul
peran manajer sebagai enterpreneur, menjadi figur, dan pemimpin.
Sedangkan peran sebagai diseminator merupakan peran yang paling tidak penting.
Sedangkan pada lembaga-lembaga yang besar, peran yang paling penting untuk
dimainkan adalah peran sebagai alokasi sumber daya, disusul dengan peran
sebagai penjalin hubungan, pemonitor, pengendali masalan, dan negosiator.
Sedangkan peran yang paling tidak penting adalah sebagai enterpreneur
(Robbins, Bregman, Stagg dan Coulter, 2003).
Dari hasil
penelitian tersebut, terlihat bahwa profesi manajer merupakan profesi yang
kompleks. Untuk dapat menjadi manajer orang harus menguasai berbagai
keterampilan yang ada pada berbagai bidang ilmu misalnya, psikologi, sosiologi,
ekonomi, matematika, dan sebagainya. Terdapat berbagai keuntungan dan tantangan
untuk menjadi manajer.
A. Keuntungan menjadi Manajer diantaranya
:
·
Membuat
lingkungan kerja yang mana anggota organisasi dapat bekerja dengan kemampuan
terbaik.
·
Membantu
orang lain dalam menemukan makna kerja.
·
Mendukung,
melatih dan mendorong orang lain
·
Bekerja
dengan beragam orang
·
Kesuksesan
merupakan campuran dari ilmu, keterampilan, ambisi dan pengalaman dalam
berbagai jenis pekerjaan yang beragam
·
Menerima
pengakuan dan status dalam organisasi dan dalam komunitasnya
·
Memainkan
peran dalam mempengaruhi dampak organisasi
·
Menerima
kompensasi yang layak dari gaji, bonus dan lainnya
·
Manajer
yang baik diperlukan oleh organisasi
B.
Tantangan
menjadi Manajer dintaranya :
·
Bekerja
lebih keras
·
Memiliki
kesempatan untuk berfikir kreatif dan menggunakan imajinasinya
·
Sering
melakukan pekerjaan dalam kondisi sumber daya yang terbatas
·
Memotivasi
pekerja dalam kondisis yang tidak menguntungkanKesuksesan merupakan campuran
dari ilmu, keterampilan, ambisi dan pengalaman dalam berbagai jenis pekerjaan
yang beragam
·
Sukses
tergantung dari unjuk kerja orang lain
D.
Keterampilan Manajer
Dibawah ini merupakan gambar untuk menunjukan keterampilan
yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert
L. Katz pada
tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga
keterampilan dasar.Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1.
Keterampilan
konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2.
Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3.
Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan tekhnis adalah keterampilan atau keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan atau memahami jenis kerja tertentu yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah atau manajer lini-pertama. Manajer ini menghabiskan waktu mereka melatih bawahan dan menjawab pertanyaan mengenai masalah yang berkaitan dengan pekerjaan. Mereka harus mengetahui bagaimana cara untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada bawahan yang mereka awasi jika mereka ingin menjadi manajer yang efektif. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky
W. Griffin
menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1.
Keterampilan
manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Manajer yang efektif biasanya memiliki keterampilan manajemen waktu yang baik. keahlian manajemen waktu berkaitan dengan kemampuan manajer untuk memprioritaskan suatu pekerjaan , untuk bekerja secara efisien, dan untuk mendelegasikan pekerjaan secara tepat dan akurat. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2.
Keterampilan
membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Dengan dibekali
keterampilan diatas, seorang manajer akan lebih peka terhadap permasalahan yang
terjadi pada perusahaan, selain itu dia juga akan dapat segera membuat
pemecahan dari masalah tersebut. Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer
memandang perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami lingkungan perusahaan
dan mengidentifikasikan subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam
mengidentifikasikan masalah, manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
dan menganalisis bagian-bagian sistem menurut suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan
masalah manajer mengidentifikasikan berbagai solusi alternative,
mengevaluasinya, memilih yang terbaik, menerapkannya, dan membuat suatu
tindakan untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagai mana mestinya.
E.
Etika
Manajerial
Pengertian dari etika, sampai saat ini belum memiliki
definisi yang jelas. Istilah etika mengacu pada peraturan atau prinsip yang
mendefinisikan tindakan benar dan salah. Menurut kamus bahasa Indonesia, etika
adalah suatu ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak ataupun moral.
Pengertian etika lainnya dalam Webster’s New Colegiate Dictionary
mendefinisikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari atau membicarakan apa
yang baik dan buruk, dan apa tugas dan kewajiban moral. Selain itu etika dapat
diartikan pula sebagai sebuah studi bagaimana keputusan kita mempengaruhi orang
lain.
Etika
manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka.
Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin :
·
Perilaku
terhadap karyawan
·
Perilaku
terhadap organisasi
·
Perilaku
terhadap agen ekonomi lainnya
a)
Perilaku
terhadap karyawan
Kategori ini meliputi aspek perekrutan, PHK(pemecatan),
gaji(kondisi upah) dan kerja, serta ruang pribadi dan penghormatan. Pedoman
etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus
didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Perilaku yang secara
umum dianggap tidak etis dalam kategori ini misalnya mengurangi upah pekerja
karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh lantaran takut kehilangan
pekerjaannya.
b)
Perilaku
terhadap organisasi
Permasalahan
etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. Masalah yang
terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan
kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya
menggelembungkan anggaran atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik
kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk
menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap
Sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di
antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.
c)
Perilaku
terhadap agen ekonomi lainnya
Seorang
manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen
ekonomi lain seperti : pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok,
distributor, dan serikat buruh.
Agar perusahaan tersebut baik di mata dunia maka seorang manajer harus
memiliki etika yang baik. Para manajer yang memiliki etika yang baik akan melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai manajer dengan penuh tanggung jawab. Etika dipergunakan
dimana saja ia berada. Baik dalam mengambil keputusan, memimpin suatu rapat,
berinteraksi kepada rekan kerjanya, dan terhadap para karyawannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1)
Manajer
adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
2) Manajer
dibagi kedalam beberapa tingkatan sesuai dengan fungsi dan perannya terhadap
perusahaan atau lembaga.
3) Peran
dan Fungsi manajer sangat berpengaruh dalam berjalannya suatu system dalam
perusahaan atau lembaga.
4) Untuk
menjadi seorang manajer yang baik dibutuhkan keterampilan manajer sesuai dengan
tingkatannya.
5) Sebagai
seorang manajer, harus memiliki etika manajerial yaitu standar prilaku yang
memandu manajer dalam melakukan pekerjaannya.
B.
Saran
1) Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
2) Segala kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki segala kekurangan dalam
penulisan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Griffin
, Ricky W , 2004. MANAJEMEN , Edisi 7 ,
Jilid 1, terj.Gina Gania. Jakarta: Erlangga.
Bateman
, Thomas S. dan Snell , Scott A , 2008. MANAJEMEN
,Edisi 7 Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif. Jakarta:
Salemba Empat.
Herujito
, Yayat M , 2001. Dasar-Dasar Manajemen.
Jakarta: Grasindo.
Rampersad
, Hubert K, 2005. Total Performance
Scorecard , Konsep Manajemen Baru: Mencapai Kinerja dengan Integritas.
Jakarta: Gramedia.
0 komentar :
Posting Komentar
komentar yang sopan ya . .