LINGKUNGAN
BISNIS
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis
yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat.
Jika dulu produsen yang memegang kendali, sekarang dengan adanya revolusi
informasi dan perekonomian yang semakin terbuka, batas antar negara maupun
regional semakin menghilang sehingga konsumen semakin menguasai pasar dan dapat
dengan leluasa menentukan jenis, tempat perolehan serta harga dari produk dan
jasa yang diinginkan.
Hal
ini menyebabkan industri-industri saling bersaing untuk menjadi yang utama
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam hal kompetisi,
globalisasi ekonomi tidak hanya menambah jumlah pesaing di pasar, namun juga
menyebabkan bervariasinya persaingan di pasar, hanya perusahaan-perusahaan yang
memiliki kinerja baik yang dapat berhasil dalam menciptakan keuntungan jangka
panjang.
Dengan
melihat kondisi pasar Indonesia saat ini dan perlunya tindakan antisipasi dalam
menghadapi perubahan yang ada, maka perusahaan perlu menuangkan sebuah strategi
dalam menjalankan usahanya agar dapat terus bertahan di era persaingan yang
semakin kompetitif.
B.
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan sedikit tentang masalah Lingkungan Bisnis yang mencakup tentang Lingkungan
Ekonomi,Industri dan Global . Semoga makalah ini dapat
menjadi solusi dari pembahasan materi tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
Lingkungan bisnis adalah segala
sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau
perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan sebagian tergantung lingkungannya.
Walaupun manager suatu perusahaan tidak dapat mengendalikan lingkungan,
mereka cendereung dapat membuat keputusan bisnis yang menguntungkan dari
lingkungan atau yang menawarkan proteksi yang menolak kondisi sebaliknya.
Perusahaan akan dipengaruhi oleh tiga lingkungan bisnisnya yaitu :
1. Lingkungan Ekonomi (Kondisi Ekonomi Makro)
2. Lingkungan Industri (Kondisi Ekonomi Mikro)
3. Lingkungan Global (Kondisi Ekonomi Internasional)
1.LINGKUNGAN
EKONOMI MAKRO
A.
FAKTOR EKONOMI MAKRO YANG MEMPENGARUHI KINERJA BISNIS
Kondisi
ekonomi makro memberikan refleksi keseluruhan ekonomi dan dapat mempengaruhi
kinerja dan nilai bisnis. Kinerja kebanyakan bisnis sangat tergantung pada tiga
faktor ekonomi yaitu :
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Inflasi
3. Suku Bunga.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
diinterfretasikan sebagai persentase dari perubahan PDB dari suatu periode ke
periode lainnya. Pertumbuhan ekonomi mendorong penerimaan perusahaan,
pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan permintaan barang dan jasa yang
lambat, yang dapat mengurangi penerimaan perusahaan.
Ø Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat
dua ukuran umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total
produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi (PDB) dan jumlah total pengeluaran
(Agregat Pengeluaran). Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar total
dari barang dan jasa final yang diproduksi dalam negeri, sedangkan Agregat
Pengeluaran merupakan jumlah total pengeluaran dalam ekonomi.
Indikator alternatif dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Indikator ini yang bermacam-macam sebaiknya
dimonitor karena dapat memberikan indikasi perbaikan ekonomi. Ada empat tipe
pengangguran yaitu :
a. Pengangguran Friksi, orang yang menganggur karena menunggu
dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lain. Contoh:
Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian
ke sektor industri, untuk sementara menganggur.
Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari
pekerjaan yang baru yang lebih baik.
b. Pengangguran Siklis, orang yang menganggur karena kondisi
ekonomi sedang buruk. Contoh:
Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan
usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) atau pemecatan.
c. Pengangguran struktural, orang yang menganggur karena tidak
mempunyai keterampilan yang cakap. Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris
(pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
d. Pengangguran musiman, orang yang jasanya tidak diperlukan
dalam beberapa waktu (musim). Contoh: pada musim panen, para petani bekerja
dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
Dari
keempat jenis pengangguran, tingkat
pengangguran siklis mungkin sebagai indikator terbaik dari kondisi ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh,
bisnis akan mempekerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran menurun
Banyak
indikator lain dari pertumbuhan ekonomi seperti Indeks Produk Industri,
Permulaan perumahan baru dan tingkat pendapatan individu.
Ø Sentitivitas Perusahaan akan Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa perusahaan lebih sensitif
daripada yang lain terhadap kondisi ekonomi karena permintaan produk mereka
juga lebih sensitif terhadap kondisi tersebut. Misalkan permintaan produk
pangan tidak begitu sensitif terhadap kondisi ekonomi, karena orang masih
membeli walaupun ekonominya lemah, lain halnya dengan permintaan barang
kebutuhan sekunder dan tersier.
2. Inflasi
Inflasi
adalah peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu
tertentu. Inflasi dapat mempengaruhi biaya operasi perusahaan yang menghasilkan
produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku. Gaji juga dapat
dipengaruhi tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan
lebih tingginya biaya produksi perusahaan, penerimaan perusahaan mungkin juga
akan tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan
kepada harga yang lebih tinggi sebagai konpensasi biaya mereka yang tinggi
pula.
Terdapat
dua tipe inflasi yaitu :
a. Cos-push Inflation,
merupakan situasi apabila produk diberi harga lebih tinggi karena biaya yang
dialami perusahaan juga besar.
b. Deman-pull Inflation, merupakan
situasi apabila harga barang dan jasa tertarik naik karena permintaan konsumen
yang kuat.
Pertumbuhan
ekonomi yang kuat dapat menekan upah maupun harga. Pertumbuhan ekonomi yang
kuat berarti pengangguran lebih sedikit jadi pekerja dapat bernegosiasi untuk meminta
upah lebih tinggi dan perusahaan cenderung menaikan harga produknya untuk
menutup biaya yang lebih tinggi.
3. Tingkat
Suku Bunga
Tingkat
suku bunga mewakili biaya meminjam uang.
Pelaku bisnis memonitor secara seksama tingkat suku bunga karena mereka
menentukan jumlah pengeluaran yang harus ditanggung apabila meminjam uang.
Perubahan
dalam tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga
perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bank komersial atau oleh
kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga di pasar.
Karena
tingkat suku mempengaruhi biaya pendapatan beberapa proyek yang dipandang layak
dalam periode suku bunga rendah, mungkin akan tidak layak dalam periode suku
bunga tinggi. Maksudnya, proyek mungkin tidak akan cukup mengembalikan biaya
pendanaanya. Sebagai konsekuensi perusahaan cenderung mengurangi tingkat
ekspansi apabila suku bunga tinggi.
Dampak
Tingkat Suku Bunga Pada Nilai Perusahaan, pada
tingkat suku bunga rendah konsumen membeli produk dengan menggunakan dana
pinjaman dengan biaya bunga rendah, sehingga permintaan untuk produk tersebut
sangat kuat yang menimbulkan kinerja dan nilai perusahaan meningkat
secara subtansial (diukur dengan harga saham).
B.
BAGAIMANA HARGA PASAR DITENTUKAN
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh
perubahan harga yang ditentukan untuk produk (yang mempengaruhi penerimaan
mereka) dan harga-harga yang harus mereka bayar untuk barang pasokan dan bahan
baku (yang mempengaruhi biaya operasional). Harga produk dan pasokan tergantung
kepada kondisi permintaan dan penawaran.
a) Jadwal Permintaan Untuk Suatu Produk
Adalah jadwal yang mengindikasikan
kuantitas produk yang diminta pada setiap kemungkinan harga jual.
b) Jadwal Penawaran Untuk Suatu Produk
Adalah jadwal yang mengindikasikan
kuantitas suatu produk yang ditawarkan (diproduksi) oleh perusahaan pada setiap
kemungkinan harga.
c) Interaksi Permintaan dan Penawaran
Dari interaksi permintaan dan
penawaran akan terjadi tiga kondisi yaitu surplus, minus dan ekuilibirium. Surpuls
adalah situasi dimana kuantitas penawaran oleh perusahaan melebihi kuantitas
yang diminta oleh pelanggan. Minus adalah situasi dimana kuantitas yang
ditawarkan oleh perusahaa lebih sedikit daripada kuantitas permintaan oleh
pelanggan. Harga Ekuilibirium adalah
harga dimana kuantitas produk yang ditawarkan perusahaan sama dengan kuantitas
produk yan diminta pelanggan.
d) Akibat dari Perubahan Jadwal Permintaan atau Penawaran
Setelah waktu berlalu, kondisi yang
berubah dapat menyebabkan jadwal permintaan atau penawaran untuk produk
tertentu berubah. Konsekuensinya, harga ekuilibirium untuk produk tersebut juga
berubah.
e) Akibat Permintaan dan Penawaran pada tingkat Harga umum
Tingkat harga umum adalah rata-rata
harga dari semua barang dan jasa yang ada. Jika totalnya (agregat) permintaan
oleh konsumen untuk semua atau sebagian besar produk tiba-tiba naik (mungkin
karena naiknya tingkat pendapatan untuk semua tingkat konsumen) tingkat harga
umum dapat naik. Tingkat harga umum juga mungkin terpengaruh oleh pergeseran
dari jadwal penawaran untuk semua barang dan jasa. Jika jadwal penawaran untuk
semua barang tiba-tiba turun (karena naiknya pengeluaran memproduksi produk),
maka tingkat harga umum harus naik pula.
C.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PASAR
Penyebab perubahan harga pasar
adalah :
a) Pendapatan Konsumen, pendapatan konsumen menentukan jumlah
barang dan jasa yang dapat dibeli oleh individu. Suatu pertumbuhan ekonomi
tinggi mengakibatkan pendapatan lebih bagi konsumen.
b) Preferensi Konsumen, sejak preferensi konsumen (atau selera
) suatu produk berubah, kuantitas permintaan oleh konsumen juga berubah.
c) Biaya Produksi, faktor lain yang mempengaruhi harga
ekulibirium adalah perubahan dalam biaya produksi.
D. FAKTOR
POLITIK (LINGKUNGAN MAKRO)
Bagi
para pengusaha, arah, kebijakan dan stabilitas politik menjadi faktor penting
dalam berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi
dunia usaha, begitu pula sebaliknya.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan terkait dengan faktor politik anatar lain :
1)
Stabilitas nasional : hankamnas, makar, sparatis.
2)
Jaminan keamanan (travel warning etc)
3)
Pemerintahan yang legitimate & demokratis
4)
Good Corporate Governance
5)
Kepastian Hukum & Undang-undang, HAM dll.
Pemerintah mempengaruhi perekonomian
melalui :
a) Kebijkan Fiskal,
keputusan bagaimana pemerintah harus menentukan tingkat pajak dan belanja
uangnya.
b) Kebijakan Moneter, kebijakan pada tingkat persediaan uang suatu negara
melalui tingkat suku bunga.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter,
yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga
dan jumlah uang
yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat
memengaruhi variabel-variabel berikut:
- Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
- Pola persebaran sumber daya
- Distribusi pendapatan
Kebijakan
moneter adalah proses mengatur persediaan uang
sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai
pekerja penuh
atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman,
"margin requirement",
kapitalisasi untuk bank
atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan
pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya
merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya
tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka
kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan,
yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan
tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank
Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan
uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai
kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan
moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada
instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi
dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam
uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
- Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka
menambah jumlah uang yang edar
2.
Kebijakan Moneter Kontraktif /
Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
- Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara
mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah
uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI
atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas
Surat Berharga Pasar Uang.
2.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan
jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank
umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam
ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.
3.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve
Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur
jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang
harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah
menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,
pemerintah menaikkan rasio.
4.
Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan
moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada
pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk
berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak
jumlah uang beredar pada perekonomian.
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan
nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa
yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005
Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai
sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut
sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai
tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh
karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk
mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan
nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia
memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan
sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan
utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara
operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen,
antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta
asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan
pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan
cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
E.
FAKTOR SOSIAL (LINGKUNGAN MAKRO)
Kondisi
sosial masyarakat memang bersifat dinamis dan selalu berubah dari masa ke masa,
oleh karena itu perusahaan senantiasa dituntut mampu mengantisipasi perubahan
kultur sosial masyarakat.
Kondisi
sosial ini banyak sekali aspeknya misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat,
kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan maupun etnis tertentu.
Perubahan
kondisi sosial biasanya terkait dengan perubahan sikap dan gaya hidup (life
style) akibat peningkatan income, perubahan strata sosial maupun ekses dari
perkembangan teknologi.
F.
FAKTOR TEKNOLOGI (LINGKUNGAN MAKRO)
Setiap
perusahaan yang ingin tetap eksis dan berkembang bisnisnya, maka harus selalu
mengikuti trend perkembangan teknologi terkini, sehingga produk dan jasa yang
dihasilkan dapat selalu uptodate sesuai dengan keinginan konsumen.
Perusahaan harus bersifat responsive, aktif, kreatif
terhadap setiap perkembangan inovasi teknologi baru. (lihatlah ketatnya persaingan
teknologi di industri automotif dan ponsel).
2.LINGKUNGAN INDUSTRI (MIKRO)
Lingkungan
industri lebih mengarah pada persaingan diantara suatu perusahaan penghasil
produk yang sejenis dalam suatu area wilayah tertentu, Misal lingkungan
industri otomotif untuk produsen motor di Indonesia adalah : Honda, Yamaha,
Suzuki, Kawazaki, Kymko, Bajaj, dll.
Ada
6 (enam) variabel yang berpengaruh terhadap strategi bersaing dalam suatu
lingkungan industri tertentu, yaitu :
- Hambatan Memasuki Pasar (Barier to Entry)
- Kekuatan Tawar (Bargaining Power) Pembeli
- Kekuatan Tawar (Bargaining Power) Pemasok
- Ketersediaan Produk Substitusi
- Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
- Pengaruh kekuatan Stake Holder
Ø Hambatan Memasuki Pasar (barier to Entry)
Masuknya
perusahaan pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan
lama yang telah ada, misalnya terjadi perebutan pangsa pasar, sumber daya yang
terbatas dsb.
Ada
beberapa faktor dan cara yang dapat dipakai untuk dapat menghambat masuknya
pendatang baru kedalam suatu industri tertentu (barier to entry) antara lain :
1)
Skala ekonomi & Kecukupan Modal
2)
Diferensiasi Produk
3)
Peraturan Pemerintah
4)
Akses ke Pemasok & Saluran Distribusi
Ø Kekuatan Tawar Pembeli
Pembeli
(buyers) mampu mempengaruhi produsen untuk memotong harga produk tertentu,
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan serta mengadu perusahaan dengan
kompetitor melalui berbagai keunggulan masing-masing.
Bagaimana
hal ini bisa terjadi ?
Jika
pembeli membeli dalam jumlah yang besar
Sifat
produk umum, banyak pemasok mudah mencari substitusinya.
Ø Kekuatan Tawar Pemasok (Bargaining Power Supplier)
Pemasok
dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka untuk menaikkan harga bahan
baku atau penurunan kualitas produk/jasa.
Pemasok
akan kuat apabila :
- Jumlah pemasok sedikit
- Produk bahan baku & jasanya bersifat specifik
- Tidak tersedia produk substitusi
- Pemasok memiliki kemampuan untuk mengolah produk seperti yang dilakukan perusahaan/produsen
Ø Ketersediaan Produk Substitusi
Perusahaan
dalam suatu indsutri tertentu bersaing pula dengan munculnya produk substitusi
atau pengganti yang juga beredar dipasaran, sebab meskipun karakteristiknya
berbeda barang substitusi mampu memberikan fungsi, manfaat atau jasa yang
serupa bagi konsumen. Konsumen yang realistis akan berpedoman pada prinsip
: tiada rotan akarpun jadi.
Ø Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Sejenis
Kondisi
Pasar Persaingan dalam Industri, Misal : Monopolistic, Oligopoly, Pasar
Persaingan Sempurna, akan sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan.
Beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap tingkat persaingan bisnis antara lain :
Karakteristik jenis dari masing-masing produk (special/unique, convenience,
complementer, consumptions), Jumlah kompetitor dan tingkat pertumbuhan
industri.
Ø Pengaruh Stake Holder
Stake
holder yang dimaksud disini adalah pihak diluar perusahaan yang secara langsung
mempunyai pengaruh dan kepentingan terhadap perusahaan tersebut, misalnya :
pemerintah, serikat pekerja, kreditor, pemasok, asosiasi, para pemegang saham,
lingkungan masyarakat, dll.
3.LINGKUNGAN GLOBAL (INTERNASIONAL)
A. Definisi Lingkungan Global
adalah
organisasi yang beroperasi dan bersaing tidak hanya di domestik, tetapi di
Negara-negara seluruh dunia. Yang beroperasi dalm lingkungan global yang tak
dapat di ramalkan dan dipastikan karena itu adalah kompleks dan terus-menerus
berubah. Namun untuk memahami bisnis internasional oleh karena aplikasi ekonomi
mikro dan makro maka di petakkan menjadi materi tersendiri yang di sebut teori
murni perdagangan internasional ( the pure theory on internasinal) untuk
mengontrol perdagangan intarnasional (internasional trade
policy).
B. Identifikasi Ancaman dalam
Lingkungan Bisnis
para
meneger harus mampu membedakan lingkungan bisnis agar dapat bekerja maksimal
dan mengendalikan bisnisnya. Lingkungan yang perlu di pahami diantaranya
1. lingkungan tugas adalah kumpulan dari kekuatan dan kondisi
mulai para pemasok global, distributor, pelanggan, dan pesaing yang
mempengaruhi kemampuan organisasi untuk memperoleh produk.
2. Lingkungan umum meliputi banyak hal ekonomi, tekhnologi,
social budaya, demokrafis, politis, dan angkatan hukum dalam mempengaruhi satu
organisasi dan lingkungan tugasnya.
Ancaman didalam lingkungan tugas diakibatkan oleh tindakan
para pemasok distributor, pelanggan, pesaing, di dalam dan di luar negeri.
Terdapat lima kelompok yang mempengaruhi kemampuan maneger
untuk memperoleh sumber daya dan menyelesaikan hasil yang sehari-hari,
mingguan, dan dasar bulanan mempunyai dampak penting dalam pengambilan
keputusan jangka pendek.
1. Para pemasok
Individu dan organisasi yang melengkapi satu organisasi
dengan masukan sumberdaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2. Pengalihan global
Pembelian produk dari pemasok luar negeri atau produksi luar
negeri untuk menurunkan biaya produksi dan memperbaiki mutu produk atau
rancangan produk.
3. Distributor
Organisasi yang membantu organisasi lain dalam menjual
barang atau jasa kepada pelanggan
4. Pelanggan
Individu dan kelompok yang membeli barang dan jasa yang di
hasilkan suatu organisasi
5. Pesaing
Organisasi yang hasil barang dan jasa serupa dengan
barang-barang dan jasa organnisasi tertentu.
a. Pesaing potensial
Organisasi yang baru-baru ini sedang tidak dalam lingkungan
tugas tetapi dapat masuk jika mereka memilih masuk.
b. Penghalang pemasukan
Faktor-faktor yang membuat sulit dan membutuhkan biaya
selama satu organisasi masuk lingkungan tugas tertentu atau industry.
c. Skala ekonomi
Harga keuntungan yang berhubungan dengan operasi yang
besar.
d. Kesetiaan pada merk
Prioritas pelanggan untuk produk organisasi yang ada dalam
lingkungan tugas.
C. Faktor-faktor Lingkungan
Global
1. Faktor ekonomi
faktor ekonomi tersebut, seperti tingkat suku bunga, inflasi,
pertumbuhan ekonomi dan faktor yang lain yang dapat berpengaruh terhadap
kelangsungan ekonomi suatu organisasi.
2. Faktor tekhnologi
Tekhnologi adalah kombinasi dari skill dan peralatan yang
dimiliki oleh maneger sehingga dapat menghasilkan suatu produk atau jasa
3. Faktor sosial budaya
Merupakan pengaruh yang berasal dari struktur sosial
masyarakat pada suatu Negara atau merupakan budaya nasional dari suatu bangsa
a. Struktur sosial merupakan tatanan dari suatu hubungan
antara individu dengan kelompok dalam masyarakat
b. Budaya nasional adalah nilai-nilai yang diikuti oleh
masyarakat yang merupkan norma tingkah laku yang diijinkan dalam suatu
masyarakat
4. Faktor demografis adalah hasil dari perubahan terhadap
tingkah laku, krakteristik, dari suatu populasi seperti umur, jenis kelamin,
etnik, ras, dan status sosial.
5. Faktor politik dan undang-undang
Merupakan hasil dari perubahan dalam hukum dan regulasi,
seperti regulasi industri privatisasi organisasi, dan peningkatan perhatian
pada perlindungan lingkungan.
D. Sistematika Globalisasi
globalisasi adalah suatu hubungan kerjasama spesifik dan
general yang terintegrasi dan berhubungan dengan ekonomi, politik, serta adaya
pertukaran sistem sosial antar daerah, budaya, atau perbedaan daerah geografi,
yang mengakibatkan makin meningkatnya saling ketergantungan bangsa.
E. Proses Globalisasi
menghasilkan makin meningkatnya keadaan saling tergantung
antar bangsa dan masyarakat disebabkan sama-sama mengalami terjadinya perubahan
keadaan. Karena meningkatnya hubungan Negara yang satu dengan yang lain
menyebabkan adanya selera dan keinginan masing-masing masyarakat menjadi mirip.
Ini akibat dari terjadinya globalisasi di mana-mana.
F. Mengabaikan Hambatan untuk
Berdagang dan Investasi
Tarif
merupakan pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada kegiatan impor barang. Ini bertujuan
untuk melindungi tenaga kerja industri kedalam negeri.
G.
Declening Barries of Distance and Culture
dengan
berkembangnya tekhnologi transportasi yang begitu pesat dan canggih menjadi
keterbatasan akibat adanya perbedaan jarak dan budaya semakin tipis dan
sehingga tidak menjadi masalah lagi dalam proses perdagangan.
H.
Pasar Bebas
pasar
bebas setiap Negara berusaha untuk mencari tekhnis untuk dapat menjalankan
industri barang dan jasa secara efisien dan efektif. Pasar bebas menghasilkan
daya persaingan yang lebih kompetitif sehingga produsen harus mampu
meningkatkan daya saingnya dan efisiensinya.
I.
Perjanjian Dagang Regional
untuk
mengatur system perdagangan antar regional, maka lahirlah ikatan perdagangan
secara regional sperti NAFTA di amerika utara, CAFTA untuk sentral amerika.
NAFTA : north American free trade agriment
CAFTA : central American free trade agriment
J.
Asas-asas dalam Hubungan Industrial Pancasila
1. asas manfaat
2. demokrasi
3. adil
4. usaha bersama kekeluargaan
5. pri kehidupan dalam kesinambungan
6. kesadaran hukum
7. kepercayaan
K.
Dampak dari Pasar Bebas
diantara
dampak pasar bebas secara garis besar adalah
1. ekonomi, sistem ekonomi, volume perekonomian, imaginasi
ekonomi.
2. Sosial,akan muncul individualisme, kesenjangan
ekonomi apabila tidak mampu bersaing
3. Budaya suatu Negara akan terkontamimnasi budaya lain
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1)
Lingkungan
Bisnis Adalah faktor-faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan yang dapat
menimbulkan suatu peluang atau ancaman. Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau
perusahaan.
2)
Dalam
Lingkungan bisnis , baik Lingkungan Ekonomi Makro , Lingkungan Industri (Mikro)
, maupun Lingkungan Global (Internasional) dalam perkembangannya selalu di
pengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor sosial budaya , faktor politik , faktor
tekhnologi , faktor demografis .
B. Saran
1)
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
2)
Segala
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami dapat
memperbaiki segala kekurangan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
4.
Kismono gugup. 2001. Pengantar bisnis.
Yogyakarta : BPFI
5. Sumarni
murti & suprihanto jhn, 1987, Pengantar bisnis. Yogyakarta : Gramidia
6. Madura
Jeff, 2001 , Pengantar Bisnis .